Headlines
Loading...
Ilustrasi Yesus membasuh kaki muridnya


Kamis Putih merupakan salah satu hari penting dalam kalender liturgi Kristen, khususnya dalam rangkaian Pekan Suci yang mengarah pada perayaan Paskah. 

Kamis Putih pada hari Kamis sebelum Jumat Agung, hari ini memiliki makna mendalam bagi umat Kristiani di seluruh dunia karena menjadi momen untuk mengenang peristiwa-peristiwa signifikan yang terjadi pada malam terakhir Yesus Kristus sebelum Ia ditangkap dan disalibkan. 

Peristiwa Kamis Putih utama yang dikenang adalah Perjamuan Terakhir Yesus bersama kedua belas murid-Nya serta tindakan pembasuhan kaki para murid sebagai simbol pelayanan dan kerendahan hati. Mari kita telusuri lebih lanjut makna, sejarah, dan tradisi yang menyertai peringatan Kamis Putih ini.

Apa Itu Kamis Putih?

Kamis Putih (Bahasa Latin: Dies Cenae Domini) adalah hari raya Kristiani yang jatuh pada hari Kamis dalam Minggu Suci, tepat sebelum Jumat Agung dan Paskah. Hari ini memperingati peristiwa bersejarah Perjamuan Terakhir Yesus Kristus dengan kedua belas murid-Nya, yang menjadi fondasi sakramen Ekaristi dalam iman Katolik dan Kristen. Nama "Kamis Putih" berasal dari warna liturgi gereja yang menggunakan putih sebagai simbol sukacita dan kemurnian, meskipun dalam tradisi tertentu, warna merah atau ungu juga digunakan.

Kamis Putih menjadi awal dari Triduum Pascah (Triduum Sacrum), tiga hari suci yang menghubungkan penderitaan, kematian, dan kebangkitan Yesus. Perayaan ini tidak hanya bernilai historis, tetapi juga merefleksikan nilai-nilai kasih, pelayanan, dan pengorbanan yang diajarkan Yesus. 

Sejarah dan Asal Usul Kamis Putih

Kamis Putih berakar pada Perjanjian Baru, khususnya dalam Injil Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Menurut kitab suci, pada malam sebelum disalibkan, Yesus mengadakan perjamuan dengan murid-murid-Nya. Dalam perjamuan itu, terjadi dua peristiwa penting:

  1. Institusi Ekaristi: Yesus memecahkan roti dan membagikan anggur sebagai simbol tubuh dan darah-Nya, yang menjadi dasar sakramen Ekaristi (Komuni Suci).

  2. Pembasuhan Kaki: Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya sebagai teladan kerendahan hati dan pelayanan (Yohanes 13:1-17).

Kamis Putih pertama kali dirayakan secara formal pada abad ke-4, seiring dengan penyusunan liturgi Minggu Suci oleh Gereja perdana. Tradisi ini terus dilestarikan, terutama dalam ritus Katolik, Ortodoks, dan beberapa denominasi Protestan.


Makna Teologis Kamis Putih

1. Perjamuan Terakhir: Fondasi Ekaristi

Perjamuan Terakhir bukan sekadar makan bersama, tetapi momen di mana Yesus menetapkan Ekaristi sebagai peringatan akan pengorbanan-Nya. Kata-Nya, "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagimu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku" (Lukas 22:19). Bagi umat Kristiani, Ekaristi adalah sumber persatuan dengan Kristus dan sesama.

2. Pembasuhan Kaki: Simbol Pelayanan

Dengan membasuh kaki murid-Nya, Yesus mengajarkan bahwa kepemimpinan sejati berlandaskan kerendahan hati. Ritual ini masih dilakukan dalam Misa Kamis Putih, di mana imam mencuci kaki jemaat sebagai bentuk penghayatan teladan Kristus.

3. Perjanjian Baru dalam Darah Kristus

Anggur dalam Perjamuan Terakhir melambangkan darah Yesus yang ditumpahkan untuk pengampunan dosa (Matius 26:28). Ini menggenapi nubuat Perjanjian Lama tentang datangnya Mesias yang menderita.


Ritual dan Liturgi Kamis Putih

Kamis Putih dirayakan dengan Misa sore atau malam hari, yang terdiri dari unsur-unsur berikut:

  1. Misa Krisma: Di pagi hari, Uskup memberkati minyak krisma (untuk baptis, penguatan, dan pengurapan orang sakit) yang digunakan sepanjang tahun.

  2. Misa Perjamuan Tuhan:

    • Pembacaan Injil tentang Perjamuan Terakhir.

    • Pembasuhan Kaki oleh imam kepada 12 anggota jemaat.

    • Pemindahan Sakramen Mahakudus: Hosti disimpan di "tempat perhentian" untuk persiapan komuni pada Jumat Agung.

  3. Tanpa Penutupan Misa: Altar dikosongkan, simbol ditinggalkannya Yesus oleh murid-murid-Nya.

Setelah Misa, umat biasanya berdoa di hadapan Sakramen Mahakudus sebagai bentuk penyertaan dalam pergumulan Yesus di Taman Getsemani.


Tradisi Unik Kamis Putih di Indonesia

Di Indonesia, perayaan Kamis Putih diwarnai dengan kekhasan budaya lokal. Contohnya:

  • Prosesi Jalan Salib Hidup: Di Flores, umat Katolik mengadakan drama kolosal tentang Kisah Sengsara Yesus.

  • Nyanyian dalam Bahasa Daerah: Liturgi dan kidung dinyanyikan dalam bahasa etnis setempat, seperti Jawa, Batak, atau Manggarai.

  • Aksi Sosial: Sejumlah paroki menggalang donasi atau mengunjungi panti jompo sebagai wujud pembasuhan kaki secara modern.

Gereja Katedral Jakarta dan Gua Maria Lourdes Klaten menjadi pusat perayaan yang menarik ribuan umat.


Hubungan Kamis Putih dengan Jumat Agung dan Paskah

Kamis Putih tidak bisa dipisahkan dari rangkaian Triduum:

  • Jumat Agung: Memperingati kematian Yesus di kayu salib.

  • Sabtu Suci: Malam Paskah sebagai puncak kebangkitan.

Kamis Putih mengajak umat untuk memasuki misteri penderitaan dengan penuh kesadaran, sambil menantikan sukacita kebangkitan.


Pertanyaan Umum Seputar Kamis Putih (FAQ)

  1. Mengapa disebut Kamis Putih?
    Warna liturgi putih melambangkan sukacita Ekaristi, meskipun dalam tradisi lain digunakan ungu (pertobatan) atau merah (cinta kasih).

  2. Apakah semua denominasi Kristen merayakannya?
    Utamanya Katolik, Ortodoks, dan Anglikan. Sebagian gereja Protestan lebih fokus pada Jumat Agung.

  3. Bagaimana cara umat non-Katolik menghayatinya?
    Dengan refleksi pribadi, membaca Injil, atau berpartisipasi dalam aksi pelayanan.


Kesimpulan

Kamis Putih adalah momen untuk merenungkan kasih tanpa syarat Yesus yang tercermin dalam Ekaristi dan pembasuhan kaki. Perayaan ini mengajak umat Kristiani tidak hanya mengingat sejarah, tetapi juga menghidupi nilai-nilai pelayanan dan persatuan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memahami makna Kamis Putih, kita diajak untuk lebih dalam menyelami iman dan mengaktualisasikannya dalam tindakan nyata.

5 Tahun sebagai penulis di media dan sekarang merambah Dunia media Rohani untuk menyebarkan Kabar baik

0 Comments: