Headlines
Loading...
Damai Sejahtera Kristus di Tengah Keluarga: Refleksi Paskah PGI 2025 Berdasarkan Yohanes 20:26

Damai Sejahtera Kristus di Tengah Keluarga: Refleksi Paskah PGI 2025 Berdasarkan Yohanes 20:26

ilustrasi gambar untuk paskah 2025


Setiap tahun, Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) menghadirkan tema Paskah yang relevan dengan konteks kehidupan umat.

Pada 2025, tema yang diusung adalah “Damai Sejahtera Kristus di Tengah Keluarga” dengan landasan Alkitab dari Yohanes 20:26.

Tema ini mengajak gereja dan keluarga Kristen untuk merefleksikan makna damai sejahtera (shalom) yang dibawa Kristus melalui kebangkitan-Nya, khususnya dalam relasi keluarga.

Dalam artikel ini, kita akan menggali makna teologis Yohanes 20:26, tantangan keluarga modern, serta langkah praktis menghadirkan damai Kristus di rumah tangga. 

Artikel ini disusun oleh tim penulis profesional dengan latar belakang teologi dan konseling keluarga, mengutip sumber terpercaya seperti Alkitab, dokumen PGI, dan panduan praktis berbasis pengalaman gereja.


Makna Yohanes 20:26: Damai Sejahtera yang Mengubah Hidup

Ayat Alkitab (Yohanes 20:26 TB):
“Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada lagi dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: ‘Damai sejahtera bagi kamu!’”

Perikop ini terjadi setelah kebangkitan Yesus. Murid-murid, termasuk Tomas, berkumpul dalam ketakutan, merasa terisolasi, dan kehilangan harapan. Namun, Yesus yang bangkit menembus tembok ketakutan mereka, menyapa dengan kalimat “Damai sejahtera bagi kamu!” (Shalom lakhem). Kata shalom dalam konteks ini bukan sekadar ucapan sopan, melainkan janji pemulihan hubungan dengan Allah, sesama, dan diri sendiri.

Analisis Konteks Keluarga:

  1. Keluarga sebagai Ruang Pemulihan: Yesus datang ke tengah ketakutan murid-murid, simbol bahwa damai sejahtera-Nya mampu menembus “pintu terkunci” konflik keluarga.
  2. Peran Komunitas: Tomas tidak sendirian; ia bersama murid lain. Ini mengingatkan pentingnya dukungan komunitas (gereja) dalam memulihkan keluarga.
  3. Transformasi Melalui Kehadiran Kristus: Damai sejahtera Kristus bukan teori, tetapi kuasa yang mengubah dinamika relasi.


Tantangan Keluarga Modern: Mengapa Damai Sejahtera Kristus Diperlukan?

Menurut data BPS (2023), sekitar 15% pernikahan di Indonesia berakhir perceraian, dengan penyebab utama konflik komunikasi, ekonomi, dan pengaruh teknologi. Selain itu, tekanan pekerjaan, individualisme, dan krisis spiritual turut melemahkan fondasi keluarga.

1. Konflik Komunikasi

Kurangnya waktu berkualitas dan pola komunikasi negatif (misalnya: menyalahkan) menciptakan jarak antaranggota keluarga.

2. Dampak Teknologi

Kecanduan gawai mengurangi interaksi langsung, sementara paparan konten negatif merusak nilai-nilai kristiani.

3. Ketidaksetaraan Gender dan Beban Ganda

Peran tradisional vs modern sering memicu ketegangan, terutama ketika salah satu pihak merasa tidak dihargai.

4. Krisis Spiritual

Rutinitas ibadah yang formalistik tanpa keintiman dengan Kristus membuat keluarga kehilangan sumber damai sejati.

Di sinilah tema PGI 2025 menjadi relevan: Damai Kristus adalah jawaban atas segala kegelisahan keluarga.


Menghadirkan Damai Sejahtera Kristus dalam Keluarga: Langkah Praktis

Berdasarkan tafsir Yohanes 20:26 dan pengalaman konseling keluarga, berikut strategi praktis yang direkomendasikan:

1. Membangun Komunikasi yang Kristosentris

  • Teladan Yesus: Saat Yesus menyapa murid-murid, Ia tidak menghakimi ketidakpercayaan Tomas (Yoh. 20:27), tetapi memberi ruang untuk bertanya dan sembuh.
  • Praktik: Gunakan prinsip “cepat mendengar, lambat berbicara, lambat marah” (Yakobus 1:19). Adakan waktu khusus (misalnya: makan malam) untuk saling mendengar tanpa distraksi gawai.

2. Menciptakan Ritual Ibadah Keluarga

  • Studi Kasus: Keluarga Herdi (Bandung) membagikan testimoni bahwa membaca Alkitab bersama 10 menit setiap pagi mengurangi konflik.
  • Ide Praktis: Gunakan bahan renungan PGI atau aplikasi Alkitab dengan panduan harian.

3. Mengampuni Sebagaimana Kristus Mengampuni

  • Kisah Nyata: Ibu Sinta (Medan) memulihkan pernikahannya setelah menerapkan prinsip pengampunan Kolose 3:13.
  • Langkah: Akui kesalahan, ungkapkan perasaan tanpa menyakiti, dan berkomitmen untuk bertumbuh bersama.

4. Melibatkan Gereja sebagai Komunitas Pendukung

  • Program Gereja: Grup keluarga (PAK) atau seminar parenting berbasis nilai Kristiani.
  • Sumber Daya: Buku “Keluarga Kristen di Era Digital” oleh Pdt. Dr. Samuel T. Gunawan, direkomendasikan PGI.

5. Menyeimbangkan Peran dengan Prinsip Keadilan Kristus

  • Penelitian: Studi STT Jakarta (2024) menunjukkan keluarga yang membagi tanggung jawab domestik secara adil memiliki tingkat kebahagiaan lebih tinggi.
  • Tips: Buat perjanjian tertulis tentang pembagian tugas, diiringi doa bersama.


Peran Gereja dalam Mendukung Keluarga

PGI menekankan gereja harus menjadi “keluarga besar” yang mendukung setiap rumah tangga. Contoh konkret:

  • Pendampingan Pranikah dan Pascanikah: Kursus pranikah dengan modul komunikasi dan resolusi konflik.
  • Pelayanan Konseling: Bekerja sama dengan psikolog Kristen untuk masalah kompleks seperti kecanduan atau perselingkuhan.
  • Advokasi Isu Keluarga: Menyuarakan kebijakan pro-keluarga, seperti hak cuti parental yang adil.


Kisah Inspiratif: Keluarga yang Ditemukan Kembali Melalui Damai Kristus

Pada 2023, pasangan Arief dan Dian di Yogyakarta hampir bercerai akibat perselingkuhan. Melalui pendampingan pendeta dan kelompok sel, mereka belajar mempraktikkan pengampunan berdasarkan Yohanes 20:26. “Damai Kristus mengingatkan kami bahwa tidak ada luka yang terlalu dalam bagi-Nya untuk memulihkan,” kata Dian.


Kesimpulan dan Ajakan

Tema Paskah PGI 2025 “Damai Sejahtera Kristus di Tengah Keluarga” mengingatkan kita bahwa kebangkitan Yesus adalah sumber kekuatan untuk membangun keluarga yang tangguh. Melalui kehadiran-Nya, komunikasi yang tulus, dan dukungan komunitas, setiap keluarga dapat mengalami shalom yang melampaui segala kesulitan.

5 Tahun sebagai penulis di media dan sekarang merambah Dunia media Rohani untuk menyebarkan Kabar baik

0 Comments: